Integration Testing (kel.4)
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
Kapan dan berikan contoh melakukan
Bottom-up Test ?
Jawab:
Pengertian :
1.
Integrasi Top Down
adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat
terendah diuji terlebih dahulu,kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian
komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di
bagian atas hirarki diuji.
2.
Integrasi
Bottom Up adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen
tingkat terendah diuji terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk memfasilitasi
pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai
komponen di bagian atas hirarki diuji.
3.
Pengujian
Regresi adalah menjalankan kembali beberapa subset pengujian yang telah
dilakukan untuk meyakinkan bahwa perubahan punya efek samping yang diharapkan.
Pengujian
Integrasi Bottom-up
Memulai konstruksi dan pengujian dengan modul
atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program). Karena modul
diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang diperlukan untuk modul
subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan
akan stub dapat dieliminasi. Strategi integrasi bottom-up dapat diimplementasi
dengan langkah-langkah:
·
modul
tingkat rendah digabung ke dalam cluster (build) yang melakukan subfungsi
perangkat lunak spesifik.
·
Driver
(program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input dan output
test case
·
cluster
diuji
·
driver
diganti dan cluster digabungkan dengan menggerakkannya ke atas di dalam
struktur program.
Contohnya, pendekatan top-down mungkin digunakan untuk
menemukan sektor-sektor unggulan, kemudian untuk memilih saham-saham dalam
sektor-sektor tersebut digunakan pendekatan bottom-up agar manajer investasi
dapat menemukan saham-saham yang memiliki fundamental yang bagus dan valuasinya
masih murah.
Sebaliknya, manajer investasi juga dapat
memulai proses pemilihan saham dengan pendekatan bottom-up jika ia memang sudah
memiliki sekumpulan saham yang ia nilai berpotensi. Dalam hal ini pendekatan
bottom-up memungkinkannya untuk mencari manakah emiten yang paling atraktif -
memiliki potensi terbesar untuk meraih pertumbuhan laba yang tinggi dalam
beberapa tahun ke depan. Begitu emiten pilihan ditemukan, barulah manajer
investasi mengaplikasikan pendekatan top-down untuk menentukan apakah emiten
tersebut benar-benar diuntungkan dengan kondisi makroekonomi tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar