Minggu, 13 November 2016

Layanan, Fitur dan Tokoh dari Telematika

Layanan Telematika

Layanan Telematika di bidang Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat menolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya. Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait  dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya.
Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.

Layanan Telematika di bidang Layanan Keamanan
Layanan keamanan merupakan layanan yang menyediakan keamanan informasi dan data Layanan ini terdiri enkripsi, penggunaan protocol, penentuan akses control dan auditing. Layangan ini melindungi sebuah informasi maupun data agar tidak mudah diambil atau diakses oleh pihak lain yang tidak berwenang.

Layanan Telematika dibidang Layanan Context – Aware dan Event Based.
Context awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami user, network, lingkungan, dan dengan demikian dapat melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan. Karakteristik dari user, network dan lingkungan disebut konteks.

Layanan Telematika dibidang Layanan Perbaikan Sumber.
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola,  pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga  pendidikan, dan masyarakat pada umumnya.


Fitur Yang Terdapat Pada Antarmuka Pengguna Telematika Antara Lain:

      1. Head Up Display System
Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan datatanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandangbiasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depandaripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil,kendaraang bermotor danaplikasi lainnya.
      2. Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapatberinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable UserInterface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorangprofesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group.Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikanbentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dandiamati secara langsung.
      3.  Computer Vision.
Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesinyang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yangdigunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasidari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video,pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaianmedis.
      4. Browsing Audio Data
Sebuah metode browsing jaringan disediakan untuk browsing video / audio data yangditembak oleh sebuah IP.
      5. Speech Recognition
Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) ataupengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fiturantarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenaldilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimanadigunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apayang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berartidapat mengartikan pembicaraan siapa saja.
      6. Speech Synthesis
Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.

Tokoh Telematika

Onno W. Purbo


Onno Widodo Purbo (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Agustus 1962; umur 54 tahun) adalah seorang tokoh dan pakar di bidang teknologi informasi asal Indonesia. Selain pakar, Onno juga dikenal sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar. Sebagai aktivis Onno dikenal dalam upayanya memperjuangkan Linux. Karya inovatifnya diantaranya adalah Wajanbolic, sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya masyarakat untuk menyebarkan internet murah, serta penerapan Open BTS.
Ia memulai pendidikan akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981 dan lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.
Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi informasi media, seminar, konferensi nasional maupun internasional dan percaya filosofi copyleft (sumber terbuka), banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.
Sebagai pakar teknologi Onno hanya menggunakan netbook dan telepon seluler Android merek lokal. Pada Tahun 2013, Ia bergabung sebagai dosen di Surya University, universitas yang didirikan oleh fisikawan; Prof. Yohanes Surya, Ph.D.

Riwayat pendidikan
Onno W. Purbo muda lulus dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung, pada tahun 1987. Ia mengajukan skripsi berjudul "Perancangan dan implementasi rangkaian RS232C 8 kanal & program untuk praktikum" dengan bimbingan Prof. DR. Samaun Samadikun dan Dr. Adang Suwandi. Dua tahun kemudian, pada tahun 1989, ia menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di McMaster University, Kanada di bidang Semi Konduktor Laser. Tesis yang diajukan adalah "Numerical models for degenerate and heterostructure semiconductor diodes" di bawah bimbingan Prof. Dr. D.T. Cassidy dan Prof. DR. S.H. Chisholm.
Lima tahun kemudian, ia mendapat gelar Ph.D dari Universitas Waterloo, Kanada, di bidang Teknologi Rangkaian Terintegrasi untuk satelit, dengan mengajukan tesis "Studies on Polysilicon Emitter Transistors made on Zone-Melting-Recrystallized Silicon-on-Insulator" di bawah bimbingan Prof. Dr. C.R. Selvakumar.

sumber:
https://aushuria.wordpress.com/2014/11/07/layanan-telematika-di-berbagai-bidang/
http://patrianovita.blogspot.co.id/2015/11/fitur-telematika.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Onno_W._Purbo

Senin, 17 Oktober 2016

Telematika

1. Definisi Telematika

Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. 

2. Media Komunikasi Pada Telematika
  • Jaringan Telepon, Jaringan telepon dapat digunakan sebagai media berbagi informasi dan data dan dapat juga sebagai media dalam melakukan teleconference.
  • Jaringan Televisi, jaringan pada televisi menggunakan frekuensi tertentu dalam berbagi informasi. Media elektronik kini sudah banyak dan juga telah tersedia smart TV yang semakin mempermudah pengaksesan. Jaringan televisi sudah sangat banyak dan murah dalam pengaksesan. Jaringan ini juga dapat menjangkau daerah-daerah seperti perkampungan dan pedesaan.
  • Internet, Internet merupakan salah satu penemuan yang sangat bermanfaat dan pesat dalam perkembangannya. Internet kini sudah dapat diakses dan menghubungkan antara komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia. 
3.  Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Internet



- Sebelum internet muncul, orang – orang yang ingin mengirim pesan harus melalui surat yang dikirim ke kantor pos dan harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan balasannya, namun ketika internet muncul orang – orang dapat saling bertukar pesan dalam hitung detik melalui surat elektronik atau Email.



- Dahulu sebelum teknologi muncul, ketika seseorang ingin mencari alamat maka orang itu harus mengetahui daerah dari alamat itu dengan baik atau menanyakan ke orang – orang sekitar mengenai alamat tersebut. Hal tersebut menyita banyak waktu dan mungkin saja orang yang ditanyai bukanlah orang yang baik. Sekarang seiring berkembangnya teknologi, seseorang tidak perlu lagi bersusah payah mencari alamat, dengan menggunakan GPS seseorang dapat menemukan alamat dengan mudah.
4.  Telematika di Indonesia

Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978.
Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali dipakai.
Di Indonesia sudah banyak menggunakan system dengan memanfaatkan teknologi, dari proses administrasi, system penyimpanan data, pemrosesan pengiriman data, dan lain-lain. Informasi -  informasi sudah bisa di akses dengan mudah dan selalu cepat dalam pembaharuan berita. Contoh yang Telematika sudah di terapakan di Indonesia adalah : E-government, E-commerce, E-learning, E-Bussiness.

5. Harapan Telematika di Indonesia

Saya berharap dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menggunakannya. Masyarakat kita harus lebih paham dan mengerti tentang betapa pentingnya telematika, dalam penggunaan juga harus menggunakan adab sopan santun walaupun ini berada di internet. Belakangan ini banyak tulisan yang berisi hinaan atau tipuan yang dibuat oleh para pengguna internet, syukurlah pemerintah punya UU ITE untuk menjerat para pelaku tindakan yang tidak bertanggung jawab lewat internet.


Referensi:
http://rap0501.blogspot.co.id/2014/10/apa-itu-telematika.html
http://wizardreza.blogspot.co.id/2014/09/media-komunikasi-telematika.html
http://idhoidhoy.blogspot.co.id/2016/02/perkembangan-telematika-sebelum-dan.html
http://cahyodwi06.blogspot.co.id/2015/10/perkembangan-telematika-di-indonesia.html 

Jumat, 18 Maret 2016

Perilaku Pelecehan Seksual di Commuter Line Jabodetabek

Commuter Line atau biasa juga disebut Kereta Rel Listrik (KRL) adalah transportasi massal yang banyak digunakan di Jabodetabek, transportasi ini dijadikan alternatif oleh masyarakat untuk menghindari kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. Selain harganya murah juga waktu tempuh yang cepat menjadi alasan banyak orang memakainya. Menurut statistik selama 2014 yang dilansir oleh jakarta.bisnis.com orang yang menggunakan jasa KRL mencapai 206.783.321 dengan rata-rata pengguna layanan kereta ini 700.000/hari.

Dengan jumlah pengguna sebanyak itu tentu saja dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk melancarkan kegiatan kriminalnya, seperti mencopet dan pelecehan seksual. Pelecehan seksual di kereta bukanlah sebuah topik baru, bahkan negara-negara maju pun masih terjadi tindak asusila ini. Menurut data yang diperoleh dari PT. KAI tercatat ada 13 kasus pelecehan yang telah terjadi dari Januari sampai November 2015, kenyataannya masih banyak lagi kasus pelcehan yang tidak dilaporkan oleh korban dengan alasan malu melapor.

Biasanya korban pelecehan ini adalah wanita, karena sebelum 1 Oktober 2012 gerbong di KRL dicampur antara laki-laki dengan wanita. Tapi tak jarang ada juga laki-laki yang menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku sesama jenis. Biasanya pelecehan ini dlakukan oleh pelaku pada saat kereta padat yang terjadi saat berangkat dan pulang kerja, karena itu si korban tidak banyak yang mengetahui pelaku pelecehan akibat berdesakan dengan banyak orang.

Dan lagi hukuman untuk pelaku yang terbilang ringan yang hanya berupa hukuman sosial saja berupa mamakai atribut bertuliskan "Saya pelaku pelecehan seksual" tidak terlaku membuat pelaku pelecehan seksual jera. Pihak berwajib sebaiknya menerapkan hukuman sesuai undang-undang yang berlaku tentang pelecehan seksual ini. Berikut adalah undang-undang tentang pelecehan seksual:

UUD 1945 Pasal 28 G

1. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 281 KUHP

Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. Barang siapa yang sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan.
2. Barang siapa yang sengaja dan di depan orang lain yang ada disitu bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan.

Perilaku pelecehan seksual di transportasi umum ini adalah sebuah penyimpangan seksual bagi pelaku, banyak faktor yang menyebabkan pelaku melakukan tindakan ini seperti tidak dapat menahan nafsunya, kurangnya pendidikan moral, kurangnya pemahaman agama, dan juga kemungkinan pelaku adalah seorang yang anti sosial.

Peran pemerintah jelas dibutuhkan dalam kasus ini, pemerintah harus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang kereta agar pelecehan seksual dapat berkurang. Dengan memberikan hukuman yang berat sehingga membuat pelaku jera dan enggan melakukan perbuatan tersebut sudah cukup untuk mengurangi tindak pelecehan seksual.

Pihak PT. KAI selaku perusahaan yang mengelola KRL pun harus berbenah dengan menambahkan beberapa petugas keamanan di setiap gerbong agar ketika terjadi pelecehan dapat segera ditangkap pelakunya.

Lalu para penumpang juga harus waspada dengan tindak pelecehan seksual, khususnya wanita sebaiknya menaiki gerbong khusus wanita yang disediakan oleh pihak PT. KAI untuk menghindari pria-pria pelaku pelecehan seksual.

Menurut ibudanmama.com berikut adalah tips untuk menghindari pelecehan seksual di kereta api: 

1. Waspada sudah dimulai sejak kita membeli tiket atau memasuki stasiun.
2. Saat memasuki stasiun, tunjukkan wajah yang percaya diri agar penumpang lain melihat Anda sedang dalam keadaan fokus dan tidak bingung.
3. Jangan memakai perhiasaan yang mencolok yang memancing orang lain untuk menyentuh atau merampas dengan paksa.
4. Saat hendak menunggu kereta tiba di stasiun, pilihlah tempat duduk (jika masih ada) yang membuat Anda nyaman misalnya diantara perempuan lainnya atau janjian dengan teman.
5. Saat menunggu, kita harus memperhatikan gerak-gerik sekitar. Jika ada yang terlihat “aneh”, Anda bisa berpindah tempat untuk menghindari agar tidak masuk dalam gerbong yang sama.
6. Gunakanlah pakaian yang pantas (tidak terlalu terbuka atau kerah baju yang terlalu turun, atasan yang terlalu pendek, celana atau rok yang terlalu pendek). Jika memungkinkan, tidak memakai sepatu berhak tinggi atau rok pendek (biasanya pekerja perempuan membawa sendal atau celana pengganti selama dalam perjalanan).
7. Saat ini sudah tersedia gerbong khusus wanita yang berada diujung rangkaian. Bila Anda merasa risih harus berada dalam gerbong dengan lawan jenis, silahkan memilih untuk masuk di gerbong khusus wanita.
8. Saat memasuki gerbong kereta, suasana pasti berdesak-desakan. Jika Anda membawa tas, peluklah tas di depan bagian dada. Selain untuk menutupi bagian dada, juga untuk membantu melindungi isi di dalam tas agar tidak dicopet.
9. Di dalam kereta, pastikan kaki berpijak dengan nyaman dan tangan bisa memegang pegangan yang sudah disediakan untuk penumpang. Jika bisa, usahakanlah berada di antara perempuan.
10. Jika masih bisa mendapat kursi, akan sangat menyenangkan namun bila harus berdiri, berdirilah di depan kursi yang diduduki oleh perempuan sehingga jika ada penumpang lain masuk dan kembali berdesak-desakan akan lebih aman di bagian depan.
11. Saat memasuki gerbong kereta, masuklah ke bagian dalam atau tengah dan jangan di pinggir atau dekat pintu gerbong. Hal ini untuk menghindar dari penumpang-penumpang usil yang hendak mencopet.
12. Di dalam kereta, tetaplah waspada dengan tetap mengawasi atau memperhatikan sekitar kita.
13. Saat berdesak-desakan, mungkin saja bagian tubuh kita memang harus bersentuhan dengan bagian tubuh penumpang laki-laki lainnya. Jika masih ada area sedikit kosong dan memungkinkan untuk bergeser, usahakan bisa maju atau mundur untuk menghindari kontak tubuh.
14. Jangan menerima tawaran makanan atau minuman dari penumpang lain yang belum atau baru dikenal. Hal ini untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti bius. Tolaklah tawaran tersebut dengan santun.
15. Jika di dalam kereta Anda mendapatkan pelecehan seksual, jangan segan untuk segera menegur pelaku di tempat. Jangan khawatir, penumpang lain pasti mendukung Anda. Selain itu, kita juga memberikan efek jera kepada pelaku.

Dikutip dari Wikipedia, Sebuah perusahaan kereta api Indonesia, PT Kereta Api, memperkenalkan gerbong khusus perempuan di beberapa kereta commuter KRL Jabotabek di wilayah metropolitan Jakarta dari Agustus 2010 sebagai tindakan terhadap beberapa laporan pelecehan seksual di tempat-tempat publik, termasuk kereta commuter dan bus. 
Gerbong khusus perempuan di kereta commuter biasanya ditandai dengan stiker ungu atau merah jambu yang besar, dengan tulisan "Kereta Khusus Wanita", dan berada di bagian paling depan dan paling belakang dari kereta tersebut.
Sejak 1 Oktober 2012, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Commuter Jabodetabek meluncurkan kereta khusus perempuan. Setiap kereta tersebut hanya boleh digunakan perempuan dan laki-laki tidak boleh masuk kereta tersebut.

Adapun selanjutnya  pemerintah harus menindak tegas pelaku pelecehan seksual jika tertangkap, seperti yang dijelaskan oleh hukumonline:
Pada dasarnya hak penumpang laki-laki dan perempuan tidak dibedakan. Hak para penumpang ini secara umum dilindungi oleh UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Secara spesifik ketentuan perkeretaapian mengatur melalui Pasal 131 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa yang menjadi hak penumpang antara lain adalah penyelenggara sarana perkeretaapian wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah lima tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia.

Memang ada kalanya dirasa keamanan di dalam kereta api kurang terjamin, terutama bagi perempuan. Seperti yang banyak terjadi adalah saat kereta api penuh sesak, perempuan dan laki-laki akhirnya berdesakan dan rawan terjadi pelecehan seksual. Oleh karena itu, menurut VP Humas PT KAI Sugeng Priyono, saat ini PT. Kereta Api (Persero) dan PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek (PT. KCJ) mengoperasikan Kereta Khusus Wanita yaitu yang ditempatkan pada gerbong pertama dan gerbong terakhir. Tujuannya, menurut Sugeng, untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual. Khusus untuk penumpang Kereta Rel Listrik (KRL), PT. KCJ memberikan sarana untuk menyampaikan keluhan, kritik dan saran yaitu melalui telepon (021) 380-7777, SMS 9559, Fax. 021-3807777, dan e-mail: pelanggan@krl.co.id.

Menurut hemat kami, demi keamanan dan kenyamanan, sebaiknya penumpang perempuan menempati kereta khusus wanita yang telah disediakan tersebut. Jika penumpang perempuan tidak mendapat tempat di kereta khusus wanita dan terpaksa berdesak-desakkan dengan penumpang laki-laki, maka mereka perlu meningkatkan kewaspadaan dari tindakan pelecehan seksual atau melanggar kesusilaan. Tapi, jika kemudian ada indikasi seseorang melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan, misalnya meraba-raba bagian tubuh yang menurut kesopanan tidak boleh dilakukan, secara hukum penumpang perempuan yang bersangkutan dibenarkan untuk melakukan pembelaan diri. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 49 ayat (1) KUHP yang berbunyi:

Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta Benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.

Mengenai Pasal 49 ayat (1) KUHP di atas R. Soesilo berkomentar antara lain bahwa supaya orang dapat mengatakan dirinya dalam “pembelaaan darurat” dan tidak dapat dihukum harus dipenuhi tiga syarat:
1.   Perbuatan yang dilakukan itu harus terpaksa dilakukan untuk mempertahankan (membela). Pertahanan itu harus amat perlu, boleh dikatakan tidak ada jalan lain.
2.   Pembelaan atau pertahanan itu harus dilakukan hanya terhadap kepentingan-kepentingan yang disebut dalam pasal itu yaitu badan, kehormatan dan barang diri sendiri atau orang lain.
3.    Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan sekonyong-konyong atau pada ketika itu juga.

Semoga setelah diterapkan dan ditingkatkan layanan oleh PT. KAI dan pemerintah dapat
menyebabkan berkurangnya tindak pelecehan seksual di kereta maupun di tempat dan
angkutan umum lainnya.

Selalu waspada dan siaga jika berada ditempat umum, seperti pesan Bang Napi:
Ingat, kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan.
Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!

Sumber: disematkan

Kamis, 07 Januari 2016

Tata Cara Penulisan Ilmiah



Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Seperti yang telah dituliskan di atas bahwa sebuah karya ilmiah dibuat berdasarkan sistematika penulisan, Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu bagian awal atau pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan bagian akhir.

Sistematika dalam Penulisan Ilmiah

1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah penulisan atau kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan penulisan atau kajian.

2. Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang pokok tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang didasarkan pada kompleksitas suatu masalah yang disajikan.

3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup gagasan utama yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau simpulan merupakan jawaban atas masalah yang disertai saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan. Ketiga bagian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkandalam penulisan karya tulis ilmiah.

Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar, pendahuluan, landasan teori, analisa dan hasil atau perancangan dan implementasi, kesimpulan dan saran, daftar pustaka.

1. Judul

Ditulis sesuai dengan cover depan Tulisan Ilmiah Standar Universitas

2. Lembar pengesahan

Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, Kasubag PI, serta Ketua Jurusan sesuai dengan jurusan masing-masing

3. Abstrak

Berisi ringkasan dari tulisan, maksimal 1 halaman saja, dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris

4. Kata Pengantar

Berisikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian tulisan ilmiah, yakni: rektor, dekan, ketua jurusan, kasubag PI, pembimbing, perusahaan, keluarga, rekan dll

5. Daftar Isi.

6. Daftar Tabel.

7. Daftar Gambar.

8. Daftar Lampiran.

9. Pendahuluan

Dicantumkan pada bab 1 yang berisi :

· Latar Belakang Masalah

Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah.

· Perumusan Masalah

Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas.

· Tujuan dan Manfaat

- Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai dalam penulisan.

- Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

· Metode Penelitian

Menjelaskan secara rinci setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjawab tujuan yang sudah diuraikan pada bab1.

10. Landasan Teori

Menguraikan teori-teori yang menunjang tulisan/ penelitian (definisi, pengertian, dll), yang bisa diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian sebelumnya, dicantumkan pada bab 2.

11. Analisa dan Hasil atau Perancangan dan Implementasi

Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab (misalnya bab 3 dan bab 4) tergantung kebutuhan :

- Hasil Penelitian

Menguraikan hasil penelitian yang mencangkup semua aspek yang terkait dengan penelitian.

- Perancangan dan Implementasi

Menguraikan tentang perancangan dari aplikasi yang akan dibuat, dapat berupa tampilan rancangan layout input, output dan menguraikan bagaimana cara membuat aplikasi tersebut

12. Kesimpulan dan Saran

Berisi jawaban dari tujuan yang diajukan penulis pada bab 1, yang diperoleh dari penelitian. Sedangkan saran ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait, sehubung dengan pengembangan. Biasanya dicantumkan pada bab 4

13. Daftar Pustaka

Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :

o Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat, penerbit dan tahun).

o Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga huruf kedua dan seterusnya.

o Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua spasi.

o Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.

o Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan.

o Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya. Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu dibalik.

o Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya (tidak diindeks).

o Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun).

o Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan.

o Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca dan tidak boleh mencantumkan gelar.

o Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/ koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama majalah/korannya yang menerbitkan.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1. Karya ilmiah/Tesis/Disertasi

a) Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara Sala. Skirpsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1972.

b) Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment and Income Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished Ph.D. Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.

2. Internet

Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999. http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm. (Diakses tanggal 12 September 1999).



Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah

1. Bahan dan Teknik Pengetikan

1. Kertas

· Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).

· Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat ujian karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus dengan warna magenta.

· Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas kertas doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.

2. Jenis Huruf

· Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.

· Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran.

· Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.

3. Margin

Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut :

· Tepi atas 4 cm

· Tepi bawah 3 cm

· Tepi kiri 4 cm

· Tepi kanan 3 cm

4. Format

· Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.

· Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital.

· Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.

· Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf “T” kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan seterusnya serta penempatannya di atas tabel.

· Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf “G” kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang pertama dan seterusnya serta ditempatkan di bawah gambar.

· Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan sebagainya.

· Istilah asing yang dalam teks dicetak miring(Italic) misalnya: et al.; ibid; supply; centring; dan sebagainya.

· Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan sebelumnya tidak perlu diberi spasi.

· Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.

5. Spasi

· Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub judul, sub bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah satu setengah spasi.

· Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan sub bab adalah empat spasi.

· Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan seluruh teksnya diketik dengan huruf miring (Italic).

· Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi antara sumber pustaka.

· Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun gambar 2 (dua) spasi.

2. Penomoran Halaman

1. Halaman Bagian Awal

Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.

2. Halaman Utama

Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.

3. Halaman Bagian Akhir

Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks, dan halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.

SUMBER:
http://roeslanakbar.blogspot.co.id/2015/04/tata-cara-penulisan-ilmiah.html

Kutipan, Catatan kaki, dan Daftar pustaka

Kutipan

Pengertian:
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Tujuan:
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Jenis Kutipan

a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

d. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

e. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

f. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

g. Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentianterdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”


Catatan kaki

Pengertian:
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.


Cara Penulisan Catatan Kaki

Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan mudah dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:

1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yangpanjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup dituliskan kata ibid daripada mengulang-ngulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keteranganop.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
13. Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
14. Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
15. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
16. Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.
17. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
18. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.


Jenis-Jenis Catatan Kaki

Ada dua jenis catatan kaki yang biasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu:
Catatan Kaki Lengkap ditulis lengkap dengan mencantumkan nama pengarang, judul buku, nama, atau nomor seri (jika ada), jumlah jilid (jika ada), nomor cetakan, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor halaman.
Catatan Kaki Singkat ditulis singkat dan terdiri dari 3 macam yaitu:
Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
Op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
Loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).



Daftar pustaka

1) Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

2) Unsur-unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:
Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai: Rieka, Dewi.
Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A ………………> ditulis sebagai: Retno A, Triani dan bukan A, Triani Retno
Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo ………………..> ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh ………….> ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai: Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………> ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’

3) Jenis-jenis Daftar Pustaka
#Kelompok Textbook
a. Penulis perorangan
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
d. Buku terjemahan

# Kelompok Jurnal
a. Artikel yang disusun oleh penulis
b. Artikel yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium

# Kelompok disertasi / tesis

# Kelompok makalah / informasi dari Internet

4) Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
-Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
-Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
-Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
-Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
-Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
– Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses. – Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring

Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.

Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.

sumber:http://celotehanbiasa.blogspot.co.id/2015/11/kutipan-catatan-kaki-dan-daftar-pustaka.html
Diberdayakan oleh Blogger.